Ingin Memelihara Kucing? Adopsi Jangan Membeli!

 Kira-kira komentar apa saja kalau melihat foto ini? Mungkin..

“Lucuuuuuuuu…”

“Cakepnyaaaaa…”

“Mau dooooong…”

“Boleh adopsi, lokasi mana?”

“Uw uw uw…pengen penyet-penyet.”

Dan lain-lain..dan sebagainya. 


Intinya: suka dan gemas. 

Tapi siapakah meong kecil ini? 


Baca juga: Maru, Kucing Bulat dari Jepang

Namanya tak penting. Yang lebih penting adalah ini meong ada di mana dalam kondisi apa. Ya ya, memang ini bukan meong buangan, atau ditemukan di jalan, di pasar, di TPS. Tapi apa bedanya?

Baby cat ini sedang dalam perawatan klinik. Tak perlu disebut kliniknya. Tapi dia datang dalam kondisi malnutrisi, diare, cacingan parah. Usut punya usut, ini kitten baru dibeli seharga 1,2 juta. Mungkin saat dia berumur 1,5 bulanan. Masih sangat imut untuk dipisahkan dari induknya. Tapi para breeder abal-abal apa pernah memikirkan itu? Sepertinya tidak. Kita dapat jumpai di sentra penjualan kucing-anjing yang sebetulnya illegal. Katanya illegal, tapi tetap ada. Artinya tak ada tindakan dari yang memegang regulasi. Di Bandung saja bisa kita temukan di antaranya area Sukahaji, Merdeka, Pasteur, Gasibu. Belum lagi breeder abal-abal rumahan yang jualan online. Bayi lahir, usia 1,5 bulan dijual, emaknya dipaksa buat hamil lagi. Begitu terus sampai si emak tak sanggup bunting dan melahirkan. Ujungnya ke mana? Dibuang ke jalanan! Pun anak-anak yang lahir cacat atau tak layak jual. 

Baca juga: Berkenalan Dengan Kucing Raas

Tokopedia Rumah Ronin

Kembali ke ini bocah lucu. Ibu Meong tak kenal owner dan tak bertanya langsung. Informasi hanya dari pihak klinik yang menyebutkan, owner tak mengerti cara mengurus kucing. Membayangkan berapa banyak di tengah masyarakat kita yang terpesona sama kucing-kucing gondrong, mixed breed, atau ras, tapi nihil pengetahuan. Tak sedikit kok di grup-grup komunitas kucing, mereka yang menyerah dan mencari adopter untuk ‘kucing yang baru dibelinya’. Kondisinya dari yang hanya pitak-pitak, cacingan, hingga kondisi yang lebih serius.

Shopee Rumah Ronin

Ibu Meong secara pribadi tak akan ikut campur urusan bagaimana orang mencari sumber mata pencaharaian, termasuk para breeder abal-abal ini. Tapiiii..ingin mengingatkan saja, siapa pun yang tergerak untuk memelihara kucing, berangkatlah dari lingkungan sekitar. Banyak sekali anak kucing telantar yang membutuhkan belas kasih kita. Mulai saja dari mereka. Tak harus langsung membawa ke rumah. Perkenalan bisa dilakukan dengan memberi mereka makan. Sekiranya siap untuk mengadopsi, ambil, bawa ke dokter untuk dipastikan kesehatannya, rawat dengan sepenuh kasih sayang. 


13 comments

  1. Menarik kisah ceritanya sebagai penyayang binatang kucing

    ReplyDelete
  2. akupun sukaaakk kucing
    ini aku adopsi kucing dari Asisten Rumah Tangga PulPer mba
    kucingnya sekarang betahh bnget di rumah kami.

    ReplyDelete
  3. Ternyata serem banget ya bisnis ini
    Mirip tapi tak sama dengan kasus doger monyet dan lumba lumba
    Begitu ada peluang dapat duit, hajar bleh

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, ambu. yg sedih ya itu, kl sudah tak produktif dibuang begitu saja. jahat

      Delete
  4. Sebagai pecinta kucing dan "ibu" dari 2 kucing ras yang dibesarkan di rumah (Ica Marisa dan Bella Alpenliebe), menyayangi dan memelihara kucing itu ada lingkaran tanggungjawabnya. Wajib mengawasi, mengontrol kesehatan, memberikan makan/minum, menyediakan tempat berteduh yang aman dan nyaman, serta menyayangi dengan segenap hati. Jadi bukan hanya soal memiliki dan main dengan mereka aja.

    Biasanya, kalau ada kucing jalanan/kampung yang mampir, saya selalu usahakan memberikan makan yang layak. Atau jika ada teman-teman yang butuh bantuan, inshaAllah ikut membantu sebisanya saya.

    Seneng nih bisa menemukan blog ini. Yang tampaknya memang concern soal per-kucing-an.

    ReplyDelete
    Replies
    1. aiiih ica dan bella yg beruntung.

      iya, mbak. di rumah jadi foster home. ketemu, dirawat, lepas adopt. tapi ya begitu, karena kucing telantar memang hampir semuanya kucing kampung, ga mudah cari adopter. jadi makin bertambah jumlah penghuni. tapi insya allah rejeki selalu ada buat mereka.

      saya bikin lapak untuk produk2 kucing yg ga bersaing sm petshop besar sih, karena pasti kalah. yg pernakpernik aja. atau produk buat manusia tp motif kucing.

      Delete
  5. Saya gak bisa piara kucing, tapi saya sama sekali gak benci kucing. Saya setuju bahwa lebih baik kita mengadopsi ketimbang membeli hewan lucu ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya gapapa, mbak. yg penting tdk menyakiti.. cukup sama2 tau wilayah kekuasaannya aja hihi

      Delete
  6. Aku juga suka kucing mbak. Tapi belum pernah beli atau minta. Kucing pertama yang aku rawat adalah kucing yang aku temukan di got, jatuh. Masih bayi. Kurawat sampai sehat dan besar. Dan ketika memutuskan merawat, aku menambah pengetahuan lewat teman2 yang udah duluan jadi pemelihara kucing, bahkan aku konsul ke dokter hewan segala. Alhamdulillah bisa tahu, walaupun akhirnya mati ditabrak mobil tetangga. Trus merawat kucing lain lagi, yang ditinggal induknya.

    Suka sedih kalau liat ada orang gemes pingin punya kucing tapi ga ngerti cara melihara kucing, malah ditelantarkan. Ga bertanggung jawab banget.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya sediiih... rest in peace, memeng...

      semoga yg ada skrg sehat2 terus yaaa

      Delete
  7. kucing jadi komoditas ya, sedih ya mba. Saya suka ada kucing kampung datang ke rumah. jadi ya dikasi makan juga apa yang ada.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, mbak. kl ga suka atau ga ada, cukup diusir aja. kasian, hidup mereka di jalanan sudah berat

      Delete