Diare dan Sembelit pada Kucing Dapat Menyebabkan Kematian

Seperti halnya manusia, kucing juga mengalami gangguan saluran cerna seperti diare maupun sembelit. Kasus diare sering kita jumpai pada kucing-kucing kecil yang kita temukan di jalanan. Dengan berbagai penyebab. Bisa jadi akibat cacingan, atau dampak makanan sembarangan yang ditemukan di tempat sampah. Atau penyebab lain yang untuk memastikannya dibutuhkan pemeriksaan lebh lanjut oleh dokter. Begitu pun dengan sembelit. Jangan salah, jika tidak segera ditangani dengan baik, diare dan sembelit dapat mengakibatkan kematian.

Baca juga: Kucha dan Perawatan Pasca Steril

Berikut beberapa hal yang perlu kita ketahui sebagai cat pawrents mengenai diare dan sembelit. Mengapa penyakit yang kelihatannya sepele ini bisa berujung pada kematian? Karena bisa jadi diare dan semeblit hanya gejala awal dari penyakit yang lebih berat.


Diare pada Kucing

Gejala yang tampak jelas tentunya adalah kotoran kucing yang tidak padat, bahkan hingga berupa cairan saja. Diare yang terjadi terus menerus dapat menyebabkan kucing lemas, kehilangan hasrat bermain, enggan makan dan tak jarang disertai muntah. 

Mengutip alodokter, berikut beberapa penyebab diare pada kucing:

  1. Infeksi bakteri di usus
  2. Infeksi virus
  3. Keracunan makanan
  4. Infeksi jamur atau parasit (misal: amuba dan cacing)
  5. Perubahan pola makan
  6. Pankreatitis
  7. Penyakit pada saluran cerna (misal: radang usus)
  8. Penyakit hati (misal: hepatitis)

Sejumlah masalah kesehatan juga memberikan gejala berupa diare, seperti diabetes, gangguan ginjal, hipertiroidisme, dan kanker.



Masih dari alodokter, ada beberapa panduan untuk mengetahui kemungkinan penyakit yang menyerang kucing dengan mencermati kotoran atau tinjanya: 

  1. Jika kotoran berwarna merah tua atau kehitaman, kemungkinan terjadi pendarahan di saluran cerna bagian atas, yakni lambung atau kerongkongan.
  2. Jika kotoran berdarah, kemungkinan terjadi perdarahan di saluran usus bagian bawah, yakni sekitar usus halus, usus besar, atau rektum.
  3. Jika kotoran berwarna hijau, penyebabnya kemungkinan adalah gangguan pada kantung empedu.
  4. Jika kotoran berwarna kuning dengan aroma busuk bisa disebabkan oleh gagal hati, anemia hemolitik, atau infeksi.

Penyebab di atas adalah sebagai panduan dasar saja. Untuk memastikan harus tetap dilakukan pemeriksaan yang lebih detail ke dokter hewan dan klinik yang menyediakan alat periksa dan tes penunjang. 

Baca juga: Flossie, Kucing Tertua di Dunia


Tindakan P3K Saat Kucing Mengalami Diare

Diare ringan pada kucing akan sembuh sendiri dalam kurun 24 jam atau beberapa hari. Untuk membantu proses penyembuhannya, ada beberapa hal yang dapat dilakukan cat pawrent:

Jika diare disebabkan baru ganti makananan atau baru diberikan makanan tertentu, maka hentikan sementara pemberian makanan tersebut

  1. Cobalah mulai memberikan makanan dalam porsi kecil tapi sering.
  2. Hentikan sementara makanan pabrikan dan ganti dnegan ayam ayan ikan rebus. 
  3. Berikan makanan khusus untuk saluran cerna. Sejumlah merek mengeluarkan produk khusus untuk mengatasi masalah diare ini. 
  4. Pastikan asupan cairan kucing mencukupi. Kekurangan cairan karena diare terus menerus membuat kucing dehidrasi. 
  5. Selain air putih, dapat pula diberikan cairan rehidrasi yang diminumkan ke kucing seperti seperti oralit atau pedialyte. 

Tahan aktivitas gerak kucing. Lebih baik langsung karantina dalam kandang. 

Jika penanganan mandiri tak membuahkan hasil yang memadai, jangan tunggu lebih lama lagi ya. Segera bawa anabul kesayangan ke dokter. 

Baca juga: Merawat Bayi Kucing Tanpa Induk


Sembelit pada Kucing

Berbalikan dengan diare, sembelit adalah kondisi ketika kucing mengalami kesulitan buang air besar. Kotoran atau feses tertahan lebih lama di usus besar atau rektum. Akibatnya feses akan mengering dan keras dan memperparah kondisi kesehatan si meong.

Mengutip halodoc, ini dia beberapa gejala yang gampang dikenali:

  1. Kucing bolak-balik ke litter box tapi tak kunjung buang air besar. 
  2. Kucing terlihat kesakitan saat buang besar.
  3. Frekuensi buang air besar kucing berkurang. 
  4. Kotoran atau feses kecil dan kering. 
  5. Kotoran berupa cairan, tapi bukan diare. 

Untuk kasus yang parah, kucing yang mengalami sembeli juga sekaligus kehilangan nafsu makan dan disertai muntah.



Tindakan P3K Saat Kucing Mengalami Diare

Untuk penanganan awal di rumah, bisa dilakukan pemberian kuning telor mentah. Selain itu:

  1. Pastikan kucing minum dengan baik. Jika perlu tambahi dengan cekok menggunakan syringe. Kondisi dehidrasi juga dapat memberikan andil sembelit. 
  2. Cek ulang makanan yang dikonsumsi kucing. Alergi terhadao makanan tertentu dapat menyebabkan radang usus dan sembelit. 

Jika kucing dalam kondisi obesitas, bisa jadi penyebabnya adalah adanya peradangan usus yang menyebabkan kinerja usus melambat. Dan jika penanganan mandiri tak membuahkan hasil, segera bawa kucing ke dokter. Sembelit juga menjadi indikator adanya penyakit yang serius. 

Baca juga: Fufang untuk Alternatif Pengobatan

Demikian catatan awal mengenai gangguan kesehatan pada kucing berupa diare dan sembelit. Penanganan awal secara mandiri sangat perlu segera dilakukan. Namun jika kondisi tak membaik, dua penyakit yang kelihatan sepele ini dapat berujung kematian akibat penyakit berat lain yang tak segera terdiagnosis. 

No comments